Perpustakaan
Pepustakaan Jurusan Fisika UNM - 4/11/2013 |
Sudah lama saya ingin menggambar ruangan dengan penuh banyak buku. Tidak ada alasan khusus kenapa saya memilih perpustakaan ini sebagai objek, hanya bertepatan pengunjung sedang sepi. Mahasiswa jurusan kala itu banyak menghadiri kegiatan tahunan jurusan. Jadi, beruntuglah saya mendapat momen emas ini tanpa harus was was dikepoi. Sangat tampak bahwa daya tarik perpustakaan terdapat dari banyaknya buku yang terpajang. Posisi ini dipilih karena buku yang sering saya baca berada di area ini dan saya jarang membaca di meja pembaca. Alasannya, fungsi perpustakaan kala itu berubah menjadi ruang rumpi mahasiswa. Kalau diingat kembali dari SD saya sudah senang pergi ke perpustakaan. Bukan karena saya antusias membaca, tapi karena suasana perpustakaan membuat saya nyaman.
Perpustakaan adalah area dimana saya bisa melihat siswa lainnya berkumpul. Karena ruangan tersebut untuk membaca saya yakin yang sering datang pun bukan anak nakal, memiliki geng, dan tukang bully. Tapi, bukan berarti saya masuk perpustakaan hanya melihat-lihat siswa. Saya juga membaca buku yang menarik dan menurut saya yang menarik adalah buku mengenai siksa neraka lengkap dengan gambarnya. Mengerikan tapi saya penasaran apa yang terjadi dialam sana, siksaan apa, dan perbuatan apa yang telah dilakukan, semoga saya tidak merasakan, cukup dibuku. Kalau diingat-ingat sampai saat ini saya jarang membaca buku akademik di perpustakaan baik perpustakaan sekolah maupun daerah kecuali ada ujian dan cuma disitu solusinya. Kebanyakan yang saya baca mengenai keagamaan, pengetahuan umum, koran terbaru, dan komik untuk melihat gambarnya. Saya paling menghindari novel fiksi, mengahabiskan waktu untuk kejadian tidak nyata apalagi yang magnetnya melelehkan hati pembaca. Harapan saya setelah meluangkan waktu membaca otak saya berat dengan pengetahuan, bukan perasaan saya yang berat hingga terbawa mimpi. Waktu sangat berharga jadi harus digunakan sebaik-baiknya.
Selalu ada hukum sebab akibat, ada aksi reaksi, dan saya percaya bahwa kamu adalah apa yang kamu lihat dan apa yang kamu baca.
Untuk
gambar ini kalau secara teori harusnya menggunakan perspektif satu atau
dua titik. Tapi, saya tidak begitu peduli jadi langsung hantam
menggores menggunakan feeling saja. Seperti yang saya tulis sebelumnya,
daya tarik di sini adalah buku jadi cukup dengan buku tanpa adanya gelap
terang dan arsiran halus pesan dari gambar ini pun sudah ada.
Comments
Post a Comment